Metanol Biomassa: Pengembangan Energi yang Diversifikasi
sumber ilustrasi ini: https://www.kapsom.com/green-solutions/biomass-methanol/ |
Metanol adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Secara umum, metanol dikenal sebagai alkohol yang paling sederhana, terdiri dari satu atom karbon yang terikat dengan satu atom oksigen dan tiga atom hidrogen.
Senyawa ini sering disebut juga dengan nama "alkohol metil" atau "alkohol kayu".
Sebagai bahan baku vital dan pembawa energi, metanol breperan penting dalam sektor industri kimia dan energi.
Metanol dan fungsinya
Metanolmerupakan cairan tidak berwarna, mudah terbakar, dan memiliki bau yang khas. Senyawa ini memiliki berbagai aplikasi dalam industri kimia, termasuk sebagai bahan baku untuk sintesis produk kimia lainnya seperti formaldehida, asam asetat, dan bahan bakar seperti MTBE (methyl tert-butyl ether).
Selain itu, metanol juga digunakan sebagai bahan bakar alternatif dalam mesin pembakaran dalam, serta sebagai pelarut dalam industri dan sebagai komponen dalam beberapa produk konsumen.
Namun, metanol bersifat beracun bagi manusia dan hewan jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau terpapar dalam jangka panjang. Paparan metanol dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ dalam tubuh manusia, terutama pada sistem saraf dan mata.
Dalam konteks dunia Iptek baru-baru ini, "metanol hijau" atau "metanol berkelanjutan" merujuk pada metanol yang diproduksi dengan menggunakan sumber karbon yang terbarukan seperti biomassa atau karbon dioksida yang diambil dari udara, sehingga memiliki jejak karbon yang rendah atau nol, berbeda dengan metanol yang dihasilkan dari bahan bakar fosil seperti batu bara.
Metanol hijau diharapkan dapat berperan penting dalam upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan.
Metanol hijau, yang dikenal sebagai metanol yang diproduksi dengan emisi karbon yang sangat rendah atau bahkan nol selama proses pembuatannya, berbeda dengan metode tradisional produksi metanol dari batu bara.
Pendekatan inovatif
Dalam pendekatan inovatif ini, karbon dioksida dan gas hidrogen dapat diubah menjadi metanol di bawah kondisi katalitik, yang efektif dalam memanfaatkan sumber daya karbon dioksida.
Metanol hijau memiliki potensi besar dalam mempercepat dekarbonisasi sektor transportasi. Ini mampu mengurangi emisi karbon dioksida hingga 95%, mengurangi emisi nitrogen oksida (NOx) hingga 80%, dan sepenuhnya menghilangkan emisi sulfur oksida (SOx) serta partikulat.
Metanol hijau (CH3OH) menawarkan solusi menjanjikan untuk dekarbonisasi di industri kimia, aplikasi otomotif, dan industri berintensitas energi. Ini membuka pandangan baru dalam pasar bahan bakar dan menggambarkan jalan baru menuju pendirian industri yang berkelanjutan.
Dampak pemanasan laut terhadap lingkungan
Peningkatan emisi gas rumah kaca mengancam ekosistem pesisir dan laut melalui perubahan suhu laut dan pelelehan es, yang pada gilirannya memengaruhi arus laut, pola cuaca, dan tinggi permukaan laut.
Sejak Revolusi Industri, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer telah meningkat lebih dari 35%. Jika suhu laut terus meningkat, pada akhir abad ini, semua terumbu karang di dunia dapat mengalami pemutihan.
Dalam dua abad terakhir, keasaman laut telah meningkatkan tingkat keasaman laut sebesar 30%. Pengasaman laut membuat sulit bagi organisme seperti tiram, kepiting, landak laut, dan lainnya untuk mempertahankan struktur kalsium mereka.
Perlambatan arus laut dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam atmosfer Bumi, yang pada gilirannya mempengaruhi pola cuaca dan menyebabkan fluktuasi cuaca ekstrem.
Kehidupan laut bergantung pada oksigen yang larut dalam air laut untuk bertahan hidup. Namun, perubahan iklim menyebabkan kehilangan oksigen yang berkelanjutan di lautan.
Organisme laut, mulai dari ikan besar hingga alga biru kecil, yang sudah menghadapi tekanan dari overfishing dan polusi, kini juga terpengaruh oleh perubahan iklim.
Pengembangan energi yang diversifikasi
Metanol hijau memiliki aplikasi luas di sektor industri, seperti sebagai bahan baku untuk produksi plastik dan sebagai bahan bakar berkelanjutan potensial di industri maritim.
Menurut Institut Metanol, metanol hijau dapat mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 60-95% dibandingkan dengan bahan bakar tradisional seperti bensin atau diesel. Ini juga memiliki kandungan belerang yang lebih rendah, mengurangi emisi sulfur oksida yang berkontribusi pada polusi udara dan hujan asam.
Kunjungi Why Biomass Methanol
Ini adalah bahan bakar serbaguna yang dapat digunakan dalam mesin pembakaran dalam, kendaraan hibrida, kendaraan sel bahan bakar, dan kapal.
Metanol tetap berbentuk cair pada suhu dan tekanan ambient, sehingga mudah disimpan, diangkut, dan didistribusikan. Ini kompatibel dengan infrastruktur distribusi yang ada dan dapat dicampur dan disimpan bersama bahan bakar tradisional.
Selain itu, proyek-proyek terkait metanol hijau sedang dilaksanakan di berbagai lokasi di seluruh dunia, menunjukkan potensi untuk pertumbuhan pasar metanol hijau yang cepat.
Penulis: Lingu Tawak Lengilo
Riset: Masri Sareb Putra, M.A.